Jakarta - JSA Grup, perusahaan properti milik penyanyi rock terkenal alumni FISIP-UI jurusan Administrasi Niaga yang sekarang adalah mahasiswa pasca sarjana Fakultas Ekonomi Bisnis UGM, Yogyakarta jurusan Strategic Business Ikang Fawzi akan meng-IPO alias mencatatkan perusahaannya menjadi sebuah perusahaan terbuka.
“Kita sudah dalam pembicaraan, baik internal maupun ke BEI. Namun, untuk IPO kan ada standarisasinya, jadi kita sedang mempersiapkan. Mungkin masih 2-3 tahun lagi, kecuali ada terobosan sehingga bisa dalam satu tahun ini,” ujar Ikang, disela-sela acara “Selebriti dan Investasi” di gedung BEI, Kawasan Niaga Sudirman, Jakarta, Selasa (12/2/2008).
JSA Grup merupakan perusahaan properti yang mengembangkan beberapa perumahan di wilayah sekitar Jakarta.
“Di Bogor kita punya 3, yaitu Griya Cendikia, Griya Asri, dan Griya Narama. Di Bekasi kita punya Telaga Pasir Raya. dan ada beberapa lainnya,” papar Ikang.
Sementara di tahun 2008, JSA Grup berencana membangun rumah susun sederhana (rusuna) di Marunda, Jakarta Utara.
“Rencana kita di 2008 membangun rusuna di Marunda untuk orang-orang yang tergusur. Kita kerjasama dengan pemda setempat,” ujar Ikang.
Untuk pembiayaan, JSA Grup berencana melakukan pinjaman ke beberapa bank.
“Kita selalu melakukan pinjaman berupa kredit konstruksi pada beberapa bank, antara lain: Bank Niaga, BTN dan Bank Mandiri,” kata Ikang.
(dro/qom)
sumber: detikfinance.com
Read more!
Sunday, 21 June 2009
Friday, 19 June 2009
His firsthand experience with hospitals has nothing to do with singer and property businessman Ikang Fawzi’s plan to build one.
“”People want to get better medical treatment with a smile. My hospital will be full of smiles, and there will be no hostile or unpleasant services,”" Ikang said of his Smiling Hospital, located in the Cikarang areaof West Java.
The singer is recovering from typhus, which he contracted after waiting for the recovery of his actress wife Marissa Haque from surgery. “”Maybe because of lack of rest and sleep,”" he said.
His hospital is now 65 percent completed and Ikang is getting himself ready to hire employees, including nurses.
“”They will be tested and we will provide them with a course. But basically, they should have a beautiful smile … ,”" he said teasingly.
Ikang’s hospital business, however, has taken its toll on his singing career. It has been sometime since the singer, known for his Preman metropolitan (Metropolitan hoodlum) song, has released a new album. Producers have not exactly been queuing up to buy the songs he has written. “”I’ve been working on them (the songs) for two years, but no producers have been willing to take them on,”" said the owner of Music Caf, with clear disappointment. (Endi Aras)
Sumber: The Jakarta Post
Read more!
“”People want to get better medical treatment with a smile. My hospital will be full of smiles, and there will be no hostile or unpleasant services,”" Ikang said of his Smiling Hospital, located in the Cikarang areaof West Java.
The singer is recovering from typhus, which he contracted after waiting for the recovery of his actress wife Marissa Haque from surgery. “”Maybe because of lack of rest and sleep,”" he said.
His hospital is now 65 percent completed and Ikang is getting himself ready to hire employees, including nurses.
“”They will be tested and we will provide them with a course. But basically, they should have a beautiful smile … ,”" he said teasingly.
Ikang’s hospital business, however, has taken its toll on his singing career. It has been sometime since the singer, known for his Preman metropolitan (Metropolitan hoodlum) song, has released a new album. Producers have not exactly been queuing up to buy the songs he has written. “”I’ve been working on them (the songs) for two years, but no producers have been willing to take them on,”" said the owner of Music Caf, with clear disappointment. (Endi Aras)
Sumber: The Jakarta Post
Read more!
Monday, 15 June 2009
Marisa Haque Hadir di “Bandung Islamic Book Fair 2009”
Bandung, 17-04-2009
SEJAK saya duduk di bangku SD, saya sudah “kenal” Marissa. Tentu saja Marissa tidak mengenali saya. Sebab, saya hanya penonton misbar di THR (Tempat Hiburan Rakyat) Panjalu, yang setiap malam Minggu memutar film. Itulah satu-satunya hiburan rakyat di Panjalu pada tahun 1980-an. Karcisnya Rp 350,-. Dan untuk mendapatkan uang Rp 350,- itu susahnya bukan main. Akhirnya hampir setiap malam Minggu, saya terpaksa harus “norobos” ke jalan ilegal untuk masuk THR. Atau sekali-kali bersembunyi di kolong panggung sejak jam 17.00 WIB. Soalnya jam segitu, THR masih dibuka, bebas untuk lalu-lalang. Biasanya setelah Magrib, barulah THR ditutup, dan hanya yang bisa membeli karcis yang diperbolehkan masuk THR. Tentu, dikejar-kejar hansip merupakan santapan biasa di malam Minggu.
Salahsatu film yang dibintangi Marisa Haque adalah “Tinggal Landas Buat Kekasih”. Meski usia saya terbilang masih anak ingusan, tetapi saya benar-benar menikmati film tersebut. Bahkan berawal dari nonton film “Tinggal Landas Buat Kekasih”, saya pun mulai bercinta dengan seorang gadis Pabuaran, yang usianya dua tahun lebih tua dari saya. Saat itu, saya masih duduk di bangku SD. Sedangkan pacar saya sudah duduk di bangku SMP… J
Potongan gambar Marissa Haque banyak tertempel di kamar saya. Selain menutupi bilik rumah yang carang, sekaligus saya pun menyukai poto-poto tersebut. Wajar kan, anak-anak suka memajang poto sama artis idolanya. Dulu, saya menyebut namanya dengan “Marissa Hakue”. Tapi kakak saya ngasih tahu, dibacanya cukup “Haq” saja, jangan “Hakue”.
Kini, tahun 2009, saya masih mengenali Marissa Haque, dan sebaliknya Marissa Haque masih belum mengenali saya. Oleh karena itu, ketika saya dipercaya lagi untuk menjadi seksi acara di “Bandung Islamic Book Fair 2009”, saya berniat mengundang Marissa untuk menjadi pembicara pada “Bincang-bincang Santai” (BBS). Saya mencoba membuat BBS menjadi salahsatu tradisi dalam pameran buku di Bandung. Sebelumnya, pembicara BBS di Pesta Buku Bandung adalah Rieke Dyah Pitaloka.
Awalnya saya bingung mencari jalan untuk mengontak Marissa. Saya tahu, Marissa juga adalah caleg DPRRI dari PPP (Partai Persatuan Pembangunan). Namun saya tidak mau menemuinya pada saat beliau berkampanye, karena saya tidak suka memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Tentang pencalegannya, saya hanya bisa mendoakan, semoga Marissa lolos ke senayan dan bisa memperjuangkan rakyat Indonesia. Salahsatunya, memperjuangkan bagaimana konsep mendidik anak di usia dini. Saya setuju dengan ide tersebut. Sebab, anak-anak memang harus dididik sejak kecil, untuk membimbingnya menjadi anak baik di usia remaja, dewasa, dan seterusnya. Marissa sendiri pernah menulis cerita anak berjudul Aminah, yang diterbitkan oleh Rosda Karya Bandung, pada tahun 2000.
Alhamdulillah, suatu hari, saya berkomunikasi melalui internet dengan sahabat Andri Hardiansyah, wartawan PJTV. Nah, bermula dari Andri, kemudian saya dihubungan dengan Pak Hari, salahseorang asisten Marisa Haque. Alhamdulillah Pak Hari bersedia menjadi mediator untuk menghubungkan kepada Marisa Haque. Dan pada hari ini, Pak Hari sudah memberi kabar bahwa Mbak Icha (panggilan untuk Marissa) setuju untuk hadir di “Bandung Islamic Book Fair 2009”.
Adapun rencanya Marissa Haque insyaAlloh akan menjadi pembicara pada BBS (Bincang-bincang Santai) bertema “Buku Cerita Anak dan Pendidikan Anak di Usia Dini”, pada hari terakhir “Bandung Islamic Book Fair 2009”, atau 13 Mei 2009, jam 19.00 s.d. 20.00 WIB di area acara “Bandung Islamic Book Fair 2009”, Landmark Convention Hall, Jl. Braga 129, Bandung. Acara ini terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya alias gratis.
Mohon do’a restunya agar acara bisa berlangsung lancar, untuk kemajuan perbukuan Indonesia, yang tentu sangat berkorelasi dengan pendidikan.***
DHIPA GALUH PURBA
Sumber:
http://galuh-purba.com/marisa-haque-akan-hadir-di-bandung-islamic-book-fair-2009/
Read more!
SEJAK saya duduk di bangku SD, saya sudah “kenal” Marissa. Tentu saja Marissa tidak mengenali saya. Sebab, saya hanya penonton misbar di THR (Tempat Hiburan Rakyat) Panjalu, yang setiap malam Minggu memutar film. Itulah satu-satunya hiburan rakyat di Panjalu pada tahun 1980-an. Karcisnya Rp 350,-. Dan untuk mendapatkan uang Rp 350,- itu susahnya bukan main. Akhirnya hampir setiap malam Minggu, saya terpaksa harus “norobos” ke jalan ilegal untuk masuk THR. Atau sekali-kali bersembunyi di kolong panggung sejak jam 17.00 WIB. Soalnya jam segitu, THR masih dibuka, bebas untuk lalu-lalang. Biasanya setelah Magrib, barulah THR ditutup, dan hanya yang bisa membeli karcis yang diperbolehkan masuk THR. Tentu, dikejar-kejar hansip merupakan santapan biasa di malam Minggu.
Salahsatu film yang dibintangi Marisa Haque adalah “Tinggal Landas Buat Kekasih”. Meski usia saya terbilang masih anak ingusan, tetapi saya benar-benar menikmati film tersebut. Bahkan berawal dari nonton film “Tinggal Landas Buat Kekasih”, saya pun mulai bercinta dengan seorang gadis Pabuaran, yang usianya dua tahun lebih tua dari saya. Saat itu, saya masih duduk di bangku SD. Sedangkan pacar saya sudah duduk di bangku SMP… J
Potongan gambar Marissa Haque banyak tertempel di kamar saya. Selain menutupi bilik rumah yang carang, sekaligus saya pun menyukai poto-poto tersebut. Wajar kan, anak-anak suka memajang poto sama artis idolanya. Dulu, saya menyebut namanya dengan “Marissa Hakue”. Tapi kakak saya ngasih tahu, dibacanya cukup “Haq” saja, jangan “Hakue”.
Kini, tahun 2009, saya masih mengenali Marissa Haque, dan sebaliknya Marissa Haque masih belum mengenali saya. Oleh karena itu, ketika saya dipercaya lagi untuk menjadi seksi acara di “Bandung Islamic Book Fair 2009”, saya berniat mengundang Marissa untuk menjadi pembicara pada “Bincang-bincang Santai” (BBS). Saya mencoba membuat BBS menjadi salahsatu tradisi dalam pameran buku di Bandung. Sebelumnya, pembicara BBS di Pesta Buku Bandung adalah Rieke Dyah Pitaloka.
Awalnya saya bingung mencari jalan untuk mengontak Marissa. Saya tahu, Marissa juga adalah caleg DPRRI dari PPP (Partai Persatuan Pembangunan). Namun saya tidak mau menemuinya pada saat beliau berkampanye, karena saya tidak suka memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Tentang pencalegannya, saya hanya bisa mendoakan, semoga Marissa lolos ke senayan dan bisa memperjuangkan rakyat Indonesia. Salahsatunya, memperjuangkan bagaimana konsep mendidik anak di usia dini. Saya setuju dengan ide tersebut. Sebab, anak-anak memang harus dididik sejak kecil, untuk membimbingnya menjadi anak baik di usia remaja, dewasa, dan seterusnya. Marissa sendiri pernah menulis cerita anak berjudul Aminah, yang diterbitkan oleh Rosda Karya Bandung, pada tahun 2000.
Alhamdulillah, suatu hari, saya berkomunikasi melalui internet dengan sahabat Andri Hardiansyah, wartawan PJTV. Nah, bermula dari Andri, kemudian saya dihubungan dengan Pak Hari, salahseorang asisten Marisa Haque. Alhamdulillah Pak Hari bersedia menjadi mediator untuk menghubungkan kepada Marisa Haque. Dan pada hari ini, Pak Hari sudah memberi kabar bahwa Mbak Icha (panggilan untuk Marissa) setuju untuk hadir di “Bandung Islamic Book Fair 2009”.
Adapun rencanya Marissa Haque insyaAlloh akan menjadi pembicara pada BBS (Bincang-bincang Santai) bertema “Buku Cerita Anak dan Pendidikan Anak di Usia Dini”, pada hari terakhir “Bandung Islamic Book Fair 2009”, atau 13 Mei 2009, jam 19.00 s.d. 20.00 WIB di area acara “Bandung Islamic Book Fair 2009”, Landmark Convention Hall, Jl. Braga 129, Bandung. Acara ini terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya alias gratis.
Mohon do’a restunya agar acara bisa berlangsung lancar, untuk kemajuan perbukuan Indonesia, yang tentu sangat berkorelasi dengan pendidikan.***
DHIPA GALUH PURBA
Sumber:
http://galuh-purba.com/marisa-haque-akan-hadir-di-bandung-islamic-book-fair-2009/
Read more!
Sunday, 14 June 2009
Marissa Haque: Zakath via Recurring was a Brilliant Idea
Sumber: www.rumahzakat.org
TANGERANG. Human being make new technology is to help and make their life easier. As long as their technology were not crushing with syariah laws, then utilizing this technology was helpful. This opinion came out from Marissa Haque as considering credit card recurring system application for pay zakath.
With this system, donors do not waste their time anymore for paying zakath directly. With this system, a donor can routinely for paying Zakath. In the end of period, the bill must be paid as requirement to applicating this system.
As met while she went to Serang from Tangerang, Marissa admitted that she still take out of Zakath, infaq, shodaqoh directly to needy people every time she got money. ?As donor we often forget and sometimes waiting for minimum limit as one million rupiahs nevertheless we still forget. That is why it directly gives to needy people as 2.5%?. This Ikang Fauzi?s wife explained. Marissa remarked this applied recurring system idea for zakath was brilliant idea and obviously helpful donor. She also supported IT technology application in zakath management. It is the time for technology application to make people easier to do some good activity already.
newsroom/Heny - Tangerang
Read more!
TANGERANG. Human being make new technology is to help and make their life easier. As long as their technology were not crushing with syariah laws, then utilizing this technology was helpful. This opinion came out from Marissa Haque as considering credit card recurring system application for pay zakath.
With this system, donors do not waste their time anymore for paying zakath directly. With this system, a donor can routinely for paying Zakath. In the end of period, the bill must be paid as requirement to applicating this system.
As met while she went to Serang from Tangerang, Marissa admitted that she still take out of Zakath, infaq, shodaqoh directly to needy people every time she got money. ?As donor we often forget and sometimes waiting for minimum limit as one million rupiahs nevertheless we still forget. That is why it directly gives to needy people as 2.5%?. This Ikang Fauzi?s wife explained. Marissa remarked this applied recurring system idea for zakath was brilliant idea and obviously helpful donor. She also supported IT technology application in zakath management. It is the time for technology application to make people easier to do some good activity already.
newsroom/Heny - Tangerang
Read more!
Saturday, 13 June 2009
Marissa Haque: Cegah Kanker dengan Buah Merah
Keluarganya memiliki riwayat kanker. Untuk itulah, wanita yang satu ini sejak dini memperhatikan kesehatannya. Apa saja yang dilakukan?
Di sebuah media, adik kandung Marissa Haque, Soraya mengaku ada kekhawatiran dalam dirinya soal kesehatan. Nyawa ibundanya terenggut oleh kanker ovarium (indung telur). Sang ibu kemungkinan mewarisi penyakit itu dari neneknya. Penyakit yang sama juga kemudian mengenai adiknya, Shahnaz Haque, sehingga satu indung telurnya harus diangkat.
“Kalau ada ibu yang menderita kanker dan mempunyai anak perempuan, maka bibitnya akan terbawa. Dengan sejarah seperti itu, saya harus hati-hati,” jelas Soraya di sebuah media. Menurutnya, perempuan lebih rentan untuk menderita kanker dibanding pria, karena alat reproduksi perempuan lebih rumit.
Untuk itu, sejak usia 30 tahun, Soraya yang rajin berpuasa ala Nabi Daud ini menjaga jarak dengan daging merah juga makanan kaleng dan awetan. “Sedapat mungkin saya menghindarinya. Sebagai gantinya, saya mengonsumsi daging putih atau ikan dan makanan segar,” katanya membuka rahasia. Setahun sekali, dia menjalani mammografi dan pap smear untuk memantau kesehatan payudara serta organ reproduksinya.
Dengan kenyataan itu, Marissa Haque mau tak mau juga berhati-hati seperti yang dilakukan Soraya. Sebagai catatan, Marissa juga mengalami masalah kesehatan yakni gangguan tiroid. Marissa juga melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi munculnya sel kanker lantaran orangtuanya mengidap penyakit serupa.
Untuk itu artis cantik ini mengkonsumsi masing-masing sebuah kapsul buah merah dan kapsul Virgin Coconuts Oil (VCO) setiap hari. Selain itu juga untuk menjaga kebugaran. “Stamina meningkat drastis. Jika sehari tidak mengkonsumsi, badan pegal dan drop,” kata artis yang dijadikan ikon buah merah oleh sebuah perusahaan farmasi itu.
Menurut Marissa, dalam keluarganya ia pun melakukan hal serupa yakni melakukan tindakan pencegahan. Untuk itu, dibiasakan anak-anaknya mengkonsumsi sayuran dan buah. tommy
Sumber: www.posmo.net
Read more!
Subscribe to:
Posts (Atom)