Sunday, 23 August 2009
Amris Fuad Hasan Kawan Baik PDIP-ku Dubes RI Pilihan SBY untuk New Zealand
Memanfaatkan jaringan lama
Orangnya supel, ramah dan banyak senyum, alias gaul abis. Begitu kesan pertama yang sering muncul saat bertemu Amris Hassan, Duta Besar RI untuk Selandia Baru. Selain suka ngejoke dengan bahasa Inggrisnya yang casciscus, ia pandai membagi waktu untuk menyambangi siapa saja yang pernah dikenalnya. Tidak heran, setahun duduk di kursi Dubes di Wellington, kawannya sudah seabreg. Mereka adalah pejabat eksekutif maupun parlemen. ”Pak Dubes kemana-mana sudah jalan sendiri,” aku Hermono, staf senior bidang politik KBRI.
Memang, menghadapi pekerjaan tipikal diplomasi bukan barang baru bagi sang Dubes. Kegiatan negosiasi, tarik ulur dan take and give menjadi makanan harian semasa menjadi politisi papan atas salah satu partai terbesar di Indonesia. Selain itu, sebagai politisi, iapun wajib membina hubungan baik dengan konstituen maupun para pejabat. Tidak kurang, banyak menteri menjadi karibnya. Berbekal pengalamannya itu, Amris Hassan merasa tidak berat manakala harus berubah haluan menjadi seorang diplomat.
Bulan-bulan pertama, stafnya masih sibuk mengatur perkenalan dengan berbagai pejabat setempat, setelah itu semuanya dilakukan sendiri. Masalahpun menjadi ringan karena jaringan lamanya masih eksis. ”Kalau perlu, saya biasa angkat telepon dengan beberapa pejabat tinggi pemerintah di Jakarta yang pernah menjadi rekan dan mitra di DPR agar keputusan bisa diambil lebih cepat,” ujar putra mantan Mendikbud Fuad Hassan.
Di sisi lain, pria yang mengendalikan usahanya dari jarak jauh ini mengaku perlu adaptasi dengan masalah birokrasi. Meski kini sudah biasa, namun saat mulai dirasakan cukup berat. ”Saya dulu memang tidak biasa menghadapi tumpukan kertas yang butuh disposisi dan tanda tangan. Walapun begitu, ini semua kan dinamika hidup, sehingga saya jalani dengan sepenuh hati,” ujarnya sambil terkekeh.
Sumber: www.aksesdeplu.com
Read more!
Rahasia Awet Muda 3 Selebriti: Soraya, Shahnaz, Marissa Haque
VIVAnews - Sulit membedakan siapa yang tercantik diantara Haque bersaudara. Kecantikan Marissa, Soraya, dan Shahnaz Haque terpancar dari fisik dan kepribadian mereka.
Ketiga saudara itu juga sukses menekuni bidang masing-masing. Belakangan si sulung Marissa, 46, atau biasa disapa Ica, terus mengejar ambisinya sebagai politisi. Sementara, Soraya, 44, konsisten dengan dunia modeling yang ia tekuni sejak tahun ‘80-an, meski sekarang lebih banyak di belakang panggung.
Jangan tanya mengenai si bungsu Shahnaz. Suara renyah istri musisi Gilang Ramadhan itu biasa menyapa para pendengar radio setiap hari. Tiga saudari yang sama-sama cantik ini memang memiliki jalan hidup yang berbeda, tapi mereka memiliki satu kesamaan, yaitu, sama-sama hobi ngomong.
Untuk urusan kecantikan, Marissa dan Shahnaz juga kompak. Si sulung dan si bungsu mengaku belajar merawat kecantikan dari saudara mereka Soraya. “Aya yang paling cantik diantara kita bertiga. Rambut paling panjang. Mampu menjaga kelangsingan tubuh di usianya sekarang. Mampu bertahan senyum paling lama sampai bibir kering,” kata Marissa, saat ditemui di Plaza Sentral, Jakarta Selatan, Selasa, 18 Agustus 2009.
Demikian halnya dengan Shahnaz, ibu tiga putri itu bilang, rahasia kecantikannya diperoleh dari Soraya. “Karena saya ini perempuan jadi-jadian,” kata Naz tertawa. Meski demikian, Ica, Aya, dan Naz punya tips sendiri-sendiri untuk menjaga kulit tetap awet muda.
Marissa mengatakan, ia rajin minum air dan tak pernah lupa tersenyum. Selain itu, untuk kecantikan batin, ibu dari Bella dan Kiki itu bilang, ia rajin bersyukur setiap akan memulai hari, dan selalu berpikir positif. Aya punya pendapat berbeda. Ia bilang, hidup itu tergantung dari apa yang kita makan, dan apa yang kita pikirkan.
“Terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak akan membuat kulit cepat tua,” tambah perempuan yang paling berani berbusana seksi diantara dua saudaranya itu. Tips Shahnaz lebih sederhana dibanding dua kakaknya. Naz bilang, “Resep awet muda dasarnya adalah cinta.”
Tak heran, jika perempuan pada umumnya takut tua, Haque bersaudara tidak. Menjadi tua adalah sesuatu yang alami. Yang penting, kata Aya, perempuan tidak boleh merasa tua. Sementara, Naz punya pendapat unik.
Ia bilang, seseorang tidak boleh mengumbar kesedihan. “Berhentilah mengeluh. Yang kaya gitu biasanya cepet mat,”ujar Naz dengan gaya bicaranya yang blak-blakan.
Sumber: By Irina Damayanti, Windratie - Rabu, Agustus 19, 2009
Read more!
Friday, 21 August 2009
Trio Shahnaz, Soraya, Marissa Haque: ‘Think Beauty is Think Happy’
Kecantikan trio Haque yakni Marissa, Soraya, dan Shahnaz masih bersinar di usia mereka yang bisa dibilang tidak muda lagi. Tak heran jika akhirnya mereka dinobatkan sebagai ikon salah satu produk kecantikan, padahal di tahun ini usia Marissa 47 tahun, Soraya 44 tahun, sementara Shahnaz 37 tahun.
Dijumpai di acara Olay 7 Wanita 7 Rahasia Dengan Hati di Restoran Kembang Goela, Sudirman, Jakarta Pusat, Selasa (18/8), Marissa menuturkan untuk menjaga kesehatan kulit, biasanya keluarga mereka memilih perawatan yang khusus. Pasalnya, peluang mereka menderita kanker lebih besar karena menurun secara genetika.
“Untuk umur saya yang segini ini bukan lagi memakai pelembab, tapi serum, karena keluarga kami mempunyai genetic cancer, jadi lebih cepat menopause dan cenderung kulit kering. (Tapi) yang paling penting adalah think beauty is think happy,” kata Marissa.
Soraya menambahkan jika bertambahnya usia sama sekali bukan masalah dalam keluarga mereka. Malahan menjadi tua adalah sesuatu alami yang bahagia. “Kalau merasa tua itu akan beda dengan menjadi tua. Kalau merasa tua, apa yang ada di dalam pikiran yang harus kita takutkan adalah bagaimana kita bertambah usia tapi tidak bisa berbuat apa-apa untuk orang lain,” katanya.
Shahnaz juga ikutan berbagi tips rahasia mereka untuk selalu menjaga kestabilan kecantikan. Kuncinya hanya satu, selalu merasa bahagia walau sedang ada masalah.
“Kita bahagia, ketawa-ketawa, tidak mengumbar kesedihan itu akan tetap akan kelihatan muda. Berhentilah mengeluh karena memang lebih banyak mengeluh daripada senang. Kalau mengeluh terus, matinya cepat deh,” ujarnya seraya tersenyum. (kpl/gum/boo)
Read more!
Thursday, 20 August 2009
Adikku Shahnaz Haque Ajarkan Anak Berakhlak Baik
Menyadari anak sebagai amanat penting dari sang Maha Kuasa, Naz (sapaan akrab Shahnaz Haque) mengajarkan anaknya agar selalu berbuah baik dan beribadah. Salah satunya dengan mengajak ketiga buah hatinya untuk beribadah di bulan Ramadan mendatang. Meski begitu, ibadah puasa yang dijalani sesuai dengan usia masing-masing anak.
“Saya berdoa agar anak-anak memiliki kecerdasan emosi yang baik. Bulan Ramadan adalah bulan istimewa. Memasuki bulan Ramadan, kami biasanya menghias kamar dengan spanduk Selamat Datang Ramadan atau dengan balon-balon. Kalau anak saya yang kecil, masih puasa beduk. Setiap ada bunyi beduk, dia buka, lalu melanjutkan lagi puasanya,” paparnya saat ditemui di Kembang Goela, Jakarta, Selasa (18/8/2009).
Saat anak-anak dapat menjalani puasa sampai sebulan penuh, umumnya orangtua memberikan rewards. Tapi, tidak demikian dengan Naz. Dia ingin ibadah puasa yang dijalankan berdasarkan kecintaan kepada Tuhan YME.
“Menjalankan ibadah puasa, saya tidak memberikan rewards khusus. Mereka puasa karena mereka cinta sama Tuhannya,” imbuh wanita kelahiran 1 September 1972 itu.
Selain puasa, istri drummer Gilang Ramadhan ini juga mengajarkan ketiga buah hatinya agar dekat dengan orang miskin dan tak lupa mengucap syukur.
“Saya mengajarkan anak agar kita harus dekat dengan orang miskin dan mengajarkan mereka untuk berbagi dengan orang susah. Berada dalam kehidupan yang enak, saya harus membuat mereka tidak besar kepala, saya juga mendidik anak untuk selalu mengucap syukur. Apa yang didapat harus disyukuri. Termasuk juga menarik anak-anak untuk terjun di dalam komunitas lebih banyak, misalnya seperti organisasi Nurani Dunia,” kata Naz.
Selain mengajari arti penting kedekatan dengan kaum miskin, Naz juga menyelipkan makna usaha dan kerja keras, melalui proses berdagang. Ia mengajarkan anak-anaknya untuk tidak menikmati hasil yang mereka peroleh sebelum berusaha.
“Saya tidak pernah meributkan soal uang di hadapan anak. Sekarang saya sedang ajar anak saya berdagang. Seperti menjual es atau menjual kartu dengan gambar-gambar yang mereka buat sendiri. Dan saya selalu tanamkan agar anak tidak perlu malu karena anak Shahnaz berjualan. Saya ingin mengajarkan mereka untuk bisa membujuk orang membeli dari usaha mereka. Uang bukan sulit didapat, tapi mereka harus berusaha terlebih dahulu,” imbuhnya.
Tak hanya mengajarkan untuk senantiasa berusaha, presenter cantik ini juga tak ingin anak-anaknya menghabiskan waktu di mal. Karena itu, ia sering menghabiskan waktu dalam kegiatan alam bersama ketiga putrinya.
“Saya tidak suka memudahkan hidup mereka. Mereka wajib pintar karena kedua orangtuanya telah menyekolahkan mereka. Aku sangat menyukai alam dan membawa mereka menikmati alam, biasanya kami sering bermain flying fox, mandi di kali, mandiin kerbau, atau menangkap ikan lele. Kalau mereka mau genit, mereka bisa datang ke Mama Aya begitu juga dengan keponakan saya dan sebaliknya,” tuturnya.
Meski tampak sempurna, namun ketiga buah hatinya pun tak lepas dari salah. Usia anak yang masih terlalu kecil, sering membuat mereka tak lepas dari kesalahan. Namun, kondisi itu tak menyulut kemarahan Naz. Ia justru percaya adanya the power of touch.
“Kalau anak salah, pasti saya peluk. Karena saya adalah orang yang memercayai the power of touch. Saya akan berada di sebelahnya dan mengelus dia,” tandasnya.
okezone.com - 8/19/2009 4:22 AM Local Time
Read more!
Wednesday, 19 August 2009
Semakin Berkembang Bersama Ekonomi Syariah: Marissa Haque di M-Life Festival
Marissa Haque, Astri Ivo, dan Cece Kirani Siap Semarakan M-Life Festival
JAKARTA - Sejumlah artis dijadwalkan akan menyemarakkan acara M-Life Festival atau Festival Gaya Hidup Muslim (Islami) yang berlangsung di Grand Indonesia Shopping Town, Jakarta pada tanggal 1 hingga 6 September 2009. Tiga orang artis yang telah memastikan akan kehadirannya adalah Marissa Haque, Astri Ivo dan Cece Kirani.
”Mbak Marissa Haque, Astri Ivo dan Cece Kirani akan menjadi pengisi acara dalam M-Life Festival,” ujar Nindya Nazara, Direktur Eksekutif Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah (PKES) saat launching program M-Life Festival di Grand Indonesia, Jakarta, Selasa (18/8/2009). Selain itu yang juga dijadwalkan akan mengisi acara adalah Cici Tegal dan Ratih Sanggarwati dengan para modelnya.
Hadir pada acara launching program M-Life Festival antara lain adalah Subarjo Joyosumarto-Ketua Umum PKES, Sekjen Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) M. Syakir Sula, Ketua Umum Asosiasi BMT se Indonesia (Absindo) Aries Mufhti, Ketua Umum Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Mustafa Edwin Nasution dan Ketua Umum AAKSI Prof Sofyan Safri Harahap serta Prof Feisal Rifai dosen Program Pasca Sarjana Universitas Indonesia.
Festival Gaya Hidup Islami, merupakan upaya dakwah yang mengedepankan Islam sebagai rahmat bagi alam. Untuk itu dalam festival ini juga dikemas dalam acara-acara yang bersifat menghibur, kendati tetap sarat dengan muatan dakwah Islami. Selain itu pilihan Grand Indonesia Shopping Town sebagai lokasi kegiatan ditargetkan untuk mendekatkan ekonomi syariah ke kalangan menengah atas di perkotaan.
Sejumlah acara akan digelar di lokasi Festival. Antara lain Festival Anak-Anak Muslim yang akan diisi Kelompok Musik Debu Yunior serta akan dikoordinasi oleh Majalah Parents Guide. Selain itu juga ada program untuk Remaja yaitu berupa Festival Musik Islami yang diikuti oleh grup band pelajar dan mahasiswa. Aliran musik yang dilombakan adalah pop, nasyid, jazz dsbnya. Para pemenangnya berupa tabungan syariah dan netbook dsbnya.
Selain itu, sejumlah ustad dan public figur juga menyatakan kesediaannya untuk menjadi pengisi kegiatan selama M-Life Festival. Antara lain Ustad Yusuf Mansyur, Ary Ginandjar dan artis film Ketika Cinta Bertasbih (KCB). Pada acara pembukaan festival yang akan dilakukan oleh pejabat tinggi negara ini juga akan dilakukan penandatanganan MoU antara MES dengan Depkominfo dan MES dengan Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG).
Bersamaan dengan pelaksanaan Festival Gaya Hidup Islami yang berlangsung di mall terbesar di Asia Tenggara ini juga akan diserahkan Sahabat Ekonomi Syariah Indonesia (SESI). ?’Saat ini tengah dilakukan penjurian atau seleksi oleh para ahli ekonomi syariah terhadap sejumlah tokoh yang dinilai memiliki kontribusi istimewa dan luar biasa bagi pengembangan ekonomi syariah di Indonesia,” ujar Agustianto, Sekretaris Jenderal Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI).
Selama festival juga akan diisi berupa pameran keuangan syariah yang diikuti dengan kalangan perbankan dan lembaga keuangan syariah, pameran produk halal dan jasa Islami, fashion show, pameran produk komputer dan telekomunikasi, dialog edutainment, dialog perencanaan keuangan Islami, pentas seni dan berbagai kegiatan lainnya. ?’Setiap hari panitia akan membagikan door prize berupa sebuah Blackberry setiap hari,” papar Agustianto.
Selain kegiatan festival yang bersifat off air, kegiatan ini juga disinergikan dengan kegiatan on air berupa acara di radio dan televisi. Untuk di televisi akan disiarkan melalui program Sakina di TV One. Program Sakina berupa acara talkshow mengenai perbankan dan keuangan syariah yang mengisi dalam acara Kabar Sahur selama bulan puasa di TV One. Sejumlah tokoh perbankan dan lembaga keuangan syariah, selebritis, artis, praktisi dan penggiat ekonomi syariah.(*) (mbs)
Sumber:
Read more!
Monday, 10 August 2009
Lepas dari PDIP, Marissa Haque Kini Aktif di Gerakan Pemuda Islam
Posted by Abdullah S Sanuri under Berita
Sumber:
JAKARTA – Mantan anggota DPR Marissa Haque yang sempat menghilang dari panggung politik, kini kembali aktif sebagai anggota Lembaga Bantuan Hukum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Islam (LBHPPGPI) bidang advokasi perempuan. Marissa yang tampil di acara Grand Launching LBHPPGPI, sempat membuat kaget okezone. Pasalnya, sejak perjuangannya melawan kecurangan Pemilihan Gubernur Banten, Marissa seakan hilang ditelan bumi.
“Saya kini sibuk dengan aktivitas pelestarian lingkungan. Bahkan, sekarang saya menjadi anggota LBHPPGPI bidang advokasi perempuan,” ujar Marissa kepada okezone di Kantor GPI, Jalan Menteng Raya, Jakarta, Kamis (5/7/2007).
Dia menjelaskan, ketertarikan kembali ke dunia politik setelah diajak temannya untuk bergabung dalam LBH ini. “Kebetulan salah seorang pendiri LBH ini teman saya sesama aktivis bidang hukum, dan saya memang tertarik kembali terjun ke dunia ini,” imbuhnya.
Sementara itu, Marissa yang terlihat anggun mengenakan pakaian jilbab berwarna hitam bercerita, kesibukan di bidang lingkungan hidup tidak kalah serunya. “Saya kemarin baru pulang dari Taman Nasional Bukit 12, Jambi. Saya hampir menangis, dan ngilu melihat penggundulan hutan di sana. Kerusakannya sudah mencapai 50 persen dari keseluruhan hutan,” ungkap Marissa. Untuk itu dirinya berharap, berbagai pihak untuk menyetop illegal logging/penebangan liar dan mulai memelihara kelestarian hutan. “Stop penggundulan hutan dan harus dimulai upaya reboisasi atau perbaikan hutan kembali,” harapnya. (kem)
Read more!
Sunday, 21 June 2009
Alhamdulillah Perusahaan Ikang Fawzi Suamiku Akan IPO: Marissa Haque
“Kita sudah dalam pembicaraan, baik internal maupun ke BEI. Namun, untuk IPO kan ada standarisasinya, jadi kita sedang mempersiapkan. Mungkin masih 2-3 tahun lagi, kecuali ada terobosan sehingga bisa dalam satu tahun ini,” ujar Ikang, disela-sela acara “Selebriti dan Investasi” di gedung BEI, Kawasan Niaga Sudirman, Jakarta, Selasa (12/2/2008).
JSA Grup merupakan perusahaan properti yang mengembangkan beberapa perumahan di wilayah sekitar Jakarta.
“Di Bogor kita punya 3, yaitu Griya Cendikia, Griya Asri, dan Griya Narama. Di Bekasi kita punya Telaga Pasir Raya. dan ada beberapa lainnya,” papar Ikang.
Sementara di tahun 2008, JSA Grup berencana membangun rumah susun sederhana (rusuna) di Marunda, Jakarta Utara.
“Rencana kita di 2008 membangun rusuna di Marunda untuk orang-orang yang tergusur. Kita kerjasama dengan pemda setempat,” ujar Ikang.
Untuk pembiayaan, JSA Grup berencana melakukan pinjaman ke beberapa bank.
“Kita selalu melakukan pinjaman berupa kredit konstruksi pada beberapa bank, antara lain: Bank Niaga, BTN dan Bank Mandiri,” kata Ikang.
(dro/qom)
sumber: detikfinance.com
Read more!
Friday, 19 June 2009
“”People want to get better medical treatment with a smile. My hospital will be full of smiles, and there will be no hostile or unpleasant services,”" Ikang said of his Smiling Hospital, located in the Cikarang areaof West Java.
The singer is recovering from typhus, which he contracted after waiting for the recovery of his actress wife Marissa Haque from surgery. “”Maybe because of lack of rest and sleep,”" he said.
His hospital is now 65 percent completed and Ikang is getting himself ready to hire employees, including nurses.
“”They will be tested and we will provide them with a course. But basically, they should have a beautiful smile … ,”" he said teasingly.
Ikang’s hospital business, however, has taken its toll on his singing career. It has been sometime since the singer, known for his Preman metropolitan (Metropolitan hoodlum) song, has released a new album. Producers have not exactly been queuing up to buy the songs he has written. “”I’ve been working on them (the songs) for two years, but no producers have been willing to take them on,”" said the owner of Music Caf, with clear disappointment. (Endi Aras)
Sumber: The Jakarta Post
Read more!
Monday, 15 June 2009
Marisa Haque Hadir di “Bandung Islamic Book Fair 2009”
SEJAK saya duduk di bangku SD, saya sudah “kenal” Marissa. Tentu saja Marissa tidak mengenali saya. Sebab, saya hanya penonton misbar di THR (Tempat Hiburan Rakyat) Panjalu, yang setiap malam Minggu memutar film. Itulah satu-satunya hiburan rakyat di Panjalu pada tahun 1980-an. Karcisnya Rp 350,-. Dan untuk mendapatkan uang Rp 350,- itu susahnya bukan main. Akhirnya hampir setiap malam Minggu, saya terpaksa harus “norobos” ke jalan ilegal untuk masuk THR. Atau sekali-kali bersembunyi di kolong panggung sejak jam 17.00 WIB. Soalnya jam segitu, THR masih dibuka, bebas untuk lalu-lalang. Biasanya setelah Magrib, barulah THR ditutup, dan hanya yang bisa membeli karcis yang diperbolehkan masuk THR. Tentu, dikejar-kejar hansip merupakan santapan biasa di malam Minggu.
Salahsatu film yang dibintangi Marisa Haque adalah “Tinggal Landas Buat Kekasih”. Meski usia saya terbilang masih anak ingusan, tetapi saya benar-benar menikmati film tersebut. Bahkan berawal dari nonton film “Tinggal Landas Buat Kekasih”, saya pun mulai bercinta dengan seorang gadis Pabuaran, yang usianya dua tahun lebih tua dari saya. Saat itu, saya masih duduk di bangku SD. Sedangkan pacar saya sudah duduk di bangku SMP… J
Potongan gambar Marissa Haque banyak tertempel di kamar saya. Selain menutupi bilik rumah yang carang, sekaligus saya pun menyukai poto-poto tersebut. Wajar kan, anak-anak suka memajang poto sama artis idolanya. Dulu, saya menyebut namanya dengan “Marissa Hakue”. Tapi kakak saya ngasih tahu, dibacanya cukup “Haq” saja, jangan “Hakue”.
Kini, tahun 2009, saya masih mengenali Marissa Haque, dan sebaliknya Marissa Haque masih belum mengenali saya. Oleh karena itu, ketika saya dipercaya lagi untuk menjadi seksi acara di “Bandung Islamic Book Fair 2009”, saya berniat mengundang Marissa untuk menjadi pembicara pada “Bincang-bincang Santai” (BBS). Saya mencoba membuat BBS menjadi salahsatu tradisi dalam pameran buku di Bandung. Sebelumnya, pembicara BBS di Pesta Buku Bandung adalah Rieke Dyah Pitaloka.
Awalnya saya bingung mencari jalan untuk mengontak Marissa. Saya tahu, Marissa juga adalah caleg DPRRI dari PPP (Partai Persatuan Pembangunan). Namun saya tidak mau menemuinya pada saat beliau berkampanye, karena saya tidak suka memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Tentang pencalegannya, saya hanya bisa mendoakan, semoga Marissa lolos ke senayan dan bisa memperjuangkan rakyat Indonesia. Salahsatunya, memperjuangkan bagaimana konsep mendidik anak di usia dini. Saya setuju dengan ide tersebut. Sebab, anak-anak memang harus dididik sejak kecil, untuk membimbingnya menjadi anak baik di usia remaja, dewasa, dan seterusnya. Marissa sendiri pernah menulis cerita anak berjudul Aminah, yang diterbitkan oleh Rosda Karya Bandung, pada tahun 2000.
Alhamdulillah, suatu hari, saya berkomunikasi melalui internet dengan sahabat Andri Hardiansyah, wartawan PJTV. Nah, bermula dari Andri, kemudian saya dihubungan dengan Pak Hari, salahseorang asisten Marisa Haque. Alhamdulillah Pak Hari bersedia menjadi mediator untuk menghubungkan kepada Marisa Haque. Dan pada hari ini, Pak Hari sudah memberi kabar bahwa Mbak Icha (panggilan untuk Marissa) setuju untuk hadir di “Bandung Islamic Book Fair 2009”.
Adapun rencanya Marissa Haque insyaAlloh akan menjadi pembicara pada BBS (Bincang-bincang Santai) bertema “Buku Cerita Anak dan Pendidikan Anak di Usia Dini”, pada hari terakhir “Bandung Islamic Book Fair 2009”, atau 13 Mei 2009, jam 19.00 s.d. 20.00 WIB di area acara “Bandung Islamic Book Fair 2009”, Landmark Convention Hall, Jl. Braga 129, Bandung. Acara ini terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya alias gratis.
Mohon do’a restunya agar acara bisa berlangsung lancar, untuk kemajuan perbukuan Indonesia, yang tentu sangat berkorelasi dengan pendidikan.***
DHIPA GALUH PURBA
Sumber:
http://galuh-purba.com/marisa-haque-akan-hadir-di-bandung-islamic-book-fair-2009/
Read more!
Sunday, 14 June 2009
Marissa Haque: Zakath via Recurring was a Brilliant Idea
TANGERANG. Human being make new technology is to help and make their life easier. As long as their technology were not crushing with syariah laws, then utilizing this technology was helpful. This opinion came out from Marissa Haque as considering credit card recurring system application for pay zakath.
With this system, donors do not waste their time anymore for paying zakath directly. With this system, a donor can routinely for paying Zakath. In the end of period, the bill must be paid as requirement to applicating this system.
As met while she went to Serang from Tangerang, Marissa admitted that she still take out of Zakath, infaq, shodaqoh directly to needy people every time she got money. ?As donor we often forget and sometimes waiting for minimum limit as one million rupiahs nevertheless we still forget. That is why it directly gives to needy people as 2.5%?. This Ikang Fauzi?s wife explained. Marissa remarked this applied recurring system idea for zakath was brilliant idea and obviously helpful donor. She also supported IT technology application in zakath management. It is the time for technology application to make people easier to do some good activity already.
newsroom/Heny - Tangerang
Read more!
Saturday, 13 June 2009
Marissa Haque: Cegah Kanker dengan Buah Merah
Di sebuah media, adik kandung Marissa Haque, Soraya mengaku ada kekhawatiran dalam dirinya soal kesehatan. Nyawa ibundanya terenggut oleh kanker ovarium (indung telur). Sang ibu kemungkinan mewarisi penyakit itu dari neneknya. Penyakit yang sama juga kemudian mengenai adiknya, Shahnaz Haque, sehingga satu indung telurnya harus diangkat.
“Kalau ada ibu yang menderita kanker dan mempunyai anak perempuan, maka bibitnya akan terbawa. Dengan sejarah seperti itu, saya harus hati-hati,” jelas Soraya di sebuah media. Menurutnya, perempuan lebih rentan untuk menderita kanker dibanding pria, karena alat reproduksi perempuan lebih rumit.
Untuk itu, sejak usia 30 tahun, Soraya yang rajin berpuasa ala Nabi Daud ini menjaga jarak dengan daging merah juga makanan kaleng dan awetan. “Sedapat mungkin saya menghindarinya. Sebagai gantinya, saya mengonsumsi daging putih atau ikan dan makanan segar,” katanya membuka rahasia. Setahun sekali, dia menjalani mammografi dan pap smear untuk memantau kesehatan payudara serta organ reproduksinya.
Dengan kenyataan itu, Marissa Haque mau tak mau juga berhati-hati seperti yang dilakukan Soraya. Sebagai catatan, Marissa juga mengalami masalah kesehatan yakni gangguan tiroid. Marissa juga melakukan berbagai upaya untuk mengantisipasi munculnya sel kanker lantaran orangtuanya mengidap penyakit serupa.
Untuk itu artis cantik ini mengkonsumsi masing-masing sebuah kapsul buah merah dan kapsul Virgin Coconuts Oil (VCO) setiap hari. Selain itu juga untuk menjaga kebugaran. “Stamina meningkat drastis. Jika sehari tidak mengkonsumsi, badan pegal dan drop,” kata artis yang dijadikan ikon buah merah oleh sebuah perusahaan farmasi itu.
Menurut Marissa, dalam keluarganya ia pun melakukan hal serupa yakni melakukan tindakan pencegahan. Untuk itu, dibiasakan anak-anaknya mengkonsumsi sayuran dan buah. tommy
Sumber: www.posmo.net
Read more!
Wednesday, 29 April 2009
Alhamdulillah di Banten Ikang Fawzi Unggul di 25 Kecamatan
Senin, 13/04/2009 12:37 WIB
Jakarta, Pelantun lagu Preman, Ikang Fawzi yang mencalonkan diri sebagai anggota legistatif DPR RI dari PAN dapil Banten I yang meliputi Kabupaten Lebak dan Pandeglang mengaku unggul di 25 Kecamatan. Dari hasil tersebut, membuat Ikang optimis melangkah ke Senayan.
“Dengan data-data itu, Insya Allah saya bisa melenggang ke Senayan,” ujar Ikang saat beritabaru.com hubungi, Senin (13/4). Ikang menyatakan, selain unggul di 25 kecamatan. Ia juga unggul di TPSnya yang terdapat 150 pemilih. Bahkan, menang mutlak.
Dari 150 pemilih, ia mendapat 48 suara. Sementara di Lebak, ucap Ikang, suaranya fluktuatif seperti di salah satu TPS. Disana, imbuh Ikang, ada 400 pemilih. Ia, mendapat 300 suara. Menurut Ikang, ia memperoleh data-data tersebut dari relawannya yang berjumlah 500 orang dan tersebar di seluruh TPS.
Mereka, mendata, memantau dan melihat hasil pencontrengan. “Mereka juga melaporkan kejadian-kejadian yang ada. Berdasarkan laporan, terjadi kecurangan-kecurangan seperti money politic. Indikasinya, ada pembagian uang sebesar Rp 30-50 ribu,” ungkap Ikang menjelaskan.
Beruntung, lanjutnya, tak berdampak signifikan terhadap perolehan suara yang diraihnya. Meski demikian, ucap Ikang, walau dirinya unggul dalam perolehan suara ia tak ingin sesumbar. Sebab, dengan kemenangan Demokrat mempengaruhi bilangan pembagi pemilih (BPP). Pria yang berada di nomor urut satu dari PAN ini menuturkan, di dapilnya PAN mencalonkan enam orang.
Kursi yang tersedia di dapil Banten I ini, ada enam. Periode sebelumnya, PAN mendapatkan dua kursi. Kursi berasal dari dapil Serang dan Cilegon. Berhubung ada pemekaran, membuat Ikang ditempatkan di Kabupaten Lebak dan Pandeglang.
Menurut Ikang, di dapil ini DPP PAN menargetkan dua kursi. “Ini agak berat juga, karena daerah kering. Insya Allah, saya optimis,” jelas Ikang seraya menegaskan ia tak bersaing dengan sesama artis di dapil tersebut. Di dapil itu, terdapat dua artis. Yakni, Jane Shalimar dan Deddy Gumelar (Miing Bagito).
Menurut suami Marisa Haque ini, persaingan sesama artis tak ada. Melainkan, ia berhadapan dengan caleg-caleg yang menggunakan uang untuk meraih suara. Ikang menuturkan, jika nantinya ia tak terpilih, akan tetap bernyanyi, kembali ke pekerjaannya sebagai developer serta ingin berbuat sesuatu terhadap dapilnya.
Pengabdian terhadap dapilnya, ia lakukan dengan membentuk sebuah LSM. Pasalnya, kata ayah dua anak ini, karena Banten tak diurus, miskin dan masih terdapat busung lapar sehingga tak ada kemajuan di Banten.
Tak menutup kemungkinan, imbuh Ikang, dengan profesinya sebagai developer ia akan membangun Banten dengan cara lebih intensif mendirikan bangunan-bangunan.
“Adanya pembanguan, sangat berpengaruh terhadap perekonomian masyarakat sekitar. Plus, menyerap tenaga kerja,” tandasnya meyakinkan.
Read more!
Tuesday, 28 April 2009
Shahnaz Haque si Golput Dukung Marissa & Ikang
Subhan, Nopiyanti
Jumat, 17/04/2009 15:36 WIB
Jakarta, beritabaru.com - Menjadi golongan putih (golput) adalah pilihan Shahnaz Haque dalam pemilu 2009 ini. Namun, bicara dukungan, istri drummer Gilang Ramadhan tetap memiliki. Siapa lagi kalau bukan buat sang kakak Marissa Haque dan Ikang Fawzi yang menjadi calon legistatif. “Tentu dong sebagai keluarga, kami mendukung dan menghargai pilihan masing-masing,” ujar Shahnaz saat dihubungi beritabaru.com di Jakarta Jumat (17/4).
Sementara ketika ditanya kenapa dirinya memilih untuk golput, Shahnaz berucap diplomatis dengan mengatakan terlalu banyak yang harus dibahas untuk itu. “Kalau mengenai alasan saya golput, bisa dua jam lebih saya menceritakannya,” ucap Shahnaz.
Ia mengaku menjadi golput karena beberapa alasan. Antara lain, masalah kredibilitas orang, partai dan uang yang terlalu banyak digunakan untuk kepentingan tak berguna.
Padahal, terangnya, uang pembuatan kaos dan bendera yang nilainya mencapai milliaran dapat dimanfaatkan untuk kepentingan-kepentingan bermanfaat seperti membangun infrastruktur, sekolah serta penyembuhan orang-orang di Rumah Sakit.
“Nah, ini lebih penting dari segalanya ketimbang pembuatan kaos dan bendera-bendera,” ucapnya bijak.
Walau begitu, Shahnaz berharap dengan pilihan kakak dan iparnya yang terjun ke politik bisa memperbaiki bangsa ini. Sementara ia, melalui jalur lain. Ibu tiga anak ini menyatakan dengan kerja sebagai salah satu penyiar radio (Delta FM) dirinya sudah merasa terlibat banyak untuk membantu sesama dan terus berkarya.
Di sana, ia siaran dari Senin hingga Jumat selama empat jam. Suaranya, dipancarkan ke 22 kota di Indonesia. Dengan cara tersebut ia merasa banyak menyalurkan inspirasi dan ilmu kepada audience.
Terkait pilihannya yang menjadi golput, keluarga maupun sang kakak sangat menghargainya. Terbukti, terang Shahnaz, ketika Marissa Haque dan Ikang Fawzi berkampanye ke dapil masing-masing tak mengikutsertakan dirinya sebagai pendulang suara. Sebab, kakak dan iparnya mengerti. Ditambah lagi, mereka mengetahui kalau dirinya pasti tak mau terlibat.
Ia memaparkan, selama Marissa menjadi calon anggota legistatif. Marisa tak pernah curhat kepadanya. Hal ini dikarenakan masing-masing dari mereka menyadari mana yang perlu di share dan mana yang tidak.
“Kalau, mengenai pilihan hidup dan pilihan politik dapat diselesaikan sendiri. Namun, mengenai kehidupan yang berkaitan dengan kekeluargaan bisa di share,” ucapnya sembari mengatakan jika nantinya sang kakak dan iparnya terpilih, ia berharap keduanya tetap menjadi orang-orang yang amanah dan terpercaya.
Read more!
Tuesday, 14 April 2009
Caleg Artis Dulang Suara, Bersaing Ketat dengan Politikus
Strategi memasang artis sebagai vote getter partai benar-benar jitu. Beberapa artis yang dipasang parpol memperoleh suara terbanyak nomor 1 atau 2, berkejar-kejaran dengan politikus.
Di situs tnp.kpu.go.id, hingga Senin (13/4/2009) pukul 16.00 WIB membuktikan hal itu.
Sebut saja para caleg artis dari Partai Amanat Nasional (PAN). Ikang Fawzi dengan nama aslinya Ahmad Zulfikar Fawzi bertengger di nomor urut 1 dapil Banten 1 dengan suara 180.
Hal yang sama dialami artis sinetron Raslinna Rasidin di dapil DKI Jakarta III, bertengger di nomor urut I dengan suara 190. Pelawak Eko Patrio pun seakan tak mau kalah, dia meraja di dapil Jatim VIII dengan suara 53.
Primus Yustisio setali dua uang. Dengan menggaet suara 4.405, dia menguasai dapil Jabar IX. Ada pula Derry Drajat di dapil Jabar II yang mendapatkan peringkat 2 terbanyak. Kadang kala perolehan suara caleg artis itu berkejar-kejaran dengan politikus. Pelawak Mandra mendapatkan posisi nomor 2 dari PAN dapil DKI I dengan 633, di bawah Ketua DPW PAN DKI Andi Anzhar Cakrawijaya yang memperoleh suara 1.051.
Lalu ada Nurul Arifin, caleg Golkar dari dapil Jabar VII, mendapatkan peringkat 1 dengan 4.848 suara. Sementara di bawahnya ada Ade Komarudin yang juga masih menjadi anggota DPR, dengan 2.493 suara.
Dari Partai Demokrat (PD), ada mantan Putri Indonesia Vena Melinda dari dapil Jatim V berada di nomor urut 2 dengan 1.926 suara. Kendati terpaut jauh, Vena mengekor Ketua DPP PD Anas Urbaningrum yang mendapat 18.629 suara.
Malah dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) artis Rieke Dyah Pitaloka mengalahkan Ketua Dewan Penasihat PDIP Taufiq Kiemas. Sama-sama bersaing di dapil Jabar II, Rieke memperoleh 1.737 suara, sementara Taufiq berada di urutan berikutnya dengan 997 suara.
Read more!
Tuesday, 7 April 2009
Ikang Fawzi & Marissa Haque: Caleg Pasutri yang Beda Parpol
Poster, spanduk, dan baliho cantik memikat milik Marissa Haque tersebar di daerah pemilihan Jabar I (Kota Bandung dan Kota Cimahi), sebagai kader PPP yang menajdi Caleg PPP ia maju dari dapil Jabar I. Hal yang sama juga dilakukan suami Marissa, Ikang Fawzi yang maju dengan ‘baju’ PAN dari daerah pemilihan Banten I (Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang).
‘Kami mengonsep (media kampanye, Red) itu sama-sama lho,’ ungkap Marissa kepada Jawa Pos kemarin (8/3). Bahkan, lanjut dia, tempat produksi media kampanye yang telah dikonsep berdua tersebut juga sama.
Meski beda partai, kata Marissa, dirinya dan suami berusaha selalu bekerja sama untuk pemenangan satu dengan yang lain. Marissa mengaku juga turut mendorong agar Ikang lolos terpilih sebagai anggota DPR. ‘Begitupun Ikang, dia juga banyak bantu saya,’ ujar artis pada era 1980-an itu.
Misalnya, ungkap Marissa, didapatnya informasi hasil survei yang dilakukan partai suaminya (PAN) tentang potensi caleg per dapil. Data tersebut, menurut dia, sangat membantu karena telah memetakan potensi kekuatan caleg di dapil masing-masing. Temasuk peta popularitas caleg di dapil tempat Marissa berada. ‘Di sana, alhamdulillah, saya disebut paling populis di antara caleg-caleg yang ada,’ ujar caleg nomor dua DPR dari PPP tersebut.
Marissa bahkan mengaku bahwa dirinya membantu suaminya membuka pintu konstiuen di Banten. ‘Saya bantu tunjukkan simpul-simpul massa di Banten,’ ujar politisi yang sempat menikmati sebentar kursi Senayan melalui PDI Perjuangan pada 2004-2006 itu.
Sebagai mantan cawagub Banten, jaringan massa Marissa Haque tersebar diseluruh daerah tersebut yang sejujurnya memang tidak boleh dikatakan kecil. Meski pada akhirnya untuk sementara gagal terpilih, selisih suara dengan pemenang pilgub Ratu Atut Chosiyah sebenarnya tidak terlalu lebar. ‘Kami tetap bekerja sama memenangkan masing-masing di antara kami karena sebenarnya tujuan kami maju juga sama,’ ujarnya.
Sebelum maju di pilgub Banten, karir politik Marissa dimulai ketika bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada Pemilu 2004. Saat itu dia terpilih sebagai anggota dewan. Namun, belum sampai selesai, Marissa di-recall dari Senayan setelah memutuskan maju dalam pilkada Banten. Marissa dinilai melawan partai karena bersama Zulkiflimansyah maju dengan kendaraan PKS dan PSI karena merasa tidak bersedia dipaksa berkolaborasi dengan kejahatan semisal dugaan korupsi atas laporan BPKP atas Provinsi Banten tahun 2005-2006 dan dugaan atas penggunaan ijazah paslu oleh Ratu Atut Chosiyah disaat mengikuti Pilkada Banten 2006 lalu.
Komitmen kerja sama di antaara caleg pasutri beda partai itu ditegaskan juga oleh Ikang. Dia meyakinkan bahwa keharmonisan keluarganya tidak terkoyak sama sekali hanya karena beda partai.
Bahkan, dia mengibaratkan, rumah tangga mereka seperti rumah tangga Gubernur California, Amerika Serikat, Arnold Schwarzenegger yang juga berbeda partai dengan istrinya.
‘Justru saya bangga karena beda partai. Sebab, kalau satu partai, kan akan mengesankan kemaruk karena tidak memberikan kesempatan kepada orang lain,’ kelitnya.
Rocker 1980-an itu juga berusaha meyakinkan, menjadi caleg dari partai yang berbeda sebenarnya lebih efektif. Tujuan memperjuangkan amanat rakyat akan lebih mudah karena sudah satu visi. Kemungkinannya akan lebih besar kalau berjuang dengan banyak kendaraan.
‘Ibaratnya, kalau kita menembak satu sasaran, bukannya lebih baik ketika senapan yang digunakan itu dua,’ kata pria kelahiran 23 Oktober 1959 tersebut.
Bagaimana suka dukanya pasutri menjadi caleg? Pria bernama asli Ahmad Zulfikar Fawzi itu mengatakan, yang paling terganggu adalah masalah keuangan dapur karena keduanya membutuhkan dana politik yang besar. ‘Dana yang harus dikeluarkan, baik itu untuk akomodasi, konsolidasi, maupun dana kampanye, otomatis juga dua kali lipat,’ kata Ikang, lantas terkekeh. Toh dia merasa tak kecewa. Ikang bahkan mengaku senang dalam berpolitik. Dia mengatakan, dirinya mulai akrab dengan politik sejak pertengahan 1997. Dia menceritakan, ketika itu diminta oleh tokoh reformasi Amien Rais untuk mengumpulkann sejumlah artis.
Read more!
Saturday, 28 March 2009
Ketika Marisa Haque Tak Diizinkan Berorasi oleh Somali Abdul Malik
28/03/2009 20:30 - Pemilu 2009
Ketika Marisa Haque Tak Diizinkan Berorasi oleh Somali Abdul Malik (Wasekjen PPP dari Unsur Perti)
Bandung: Calon anggota legislatif DPR dari Partai Persatuan Pembangunan untuk daerah pemilihan Bandung-Cimahi, Jawa Barat yakni Marisa Haque kecewa karena tidak diizinkan berorasi saat mengikuti kampanye terbuka di Lapangan Gasibu, Bandung, Sabtu (28/3).
Marisa merasa dirinya telah disabotase oleh rekan separtainya yang menempati nomor urut 1 diatas nomor urut 2 yang dijatah partai barunya PPP untuknya. Somali Abdul Malik yang diduga oleh Marisa Haque telah mensabotasenya berkilah, bahwa hal itu merupakan ‘kesepakatan bersama’ bahwa caleg tidak diperbolehkan berorasi disaat kampanye akbar bagi PPP.
Adapun kampanye partai berlambang Kabah ini dihadiri oleh sejumlah caleg dan pengurus partai. Hadir ribuan simpatisan dari berbagai pelosok Bandung dan Cimahi.(JUM/Patria-Taufik Hidayat).
Read more!
Friday, 27 March 2009
Selebriti Caleg: Metode Marissa Haque Mendekati Konstituennya
“Saya tak begitu risau dengan putusan MK itu. Yang terpenting sekarang ini sudah harus rajin turun ke bawah, menjalin hubungan dengan konsituen. Berusaha membaur dengan mereka,” kata Marissa Haque, Kamis (5/2).
Istri penyanyi rock ini mengaku, kini sudah berhasil merekrut sekitar 5.000 tukang sate di Kota Bandung yang akan memberikan dukungan kepadanya. Dukungan para tukang sate yang mayoritas asli Madura, Jawa Timur, ini diakuinya adalah modal menghadapi para caleg lainnya di pemilu legislatif yang sedianya akan digelar pada bulan April nanti.
” Saya pakai metode air, mengalir begitu saja. Tanpa ada iming-iming janji yang muluk-muluk. Sebagai perempuan, dengan adanya dukungan itu tak membuat saya khawatir, apalagi siapa pun yang terpilih nanti tentunya sudah kehendak dari rakyat yang memilihnya,” katanya.
Read more!